Vaksin AstraZeneca Ditolak Sejumlah Negara, WHO Tetap Beri Rekomendasi, Ini Penjelasannya

FAJARNUSANTARA.COM – Sejumlah negara, menunda vaksinasi menggunakan AstraZeneca. Sebab ada temuan kasus darah menggumpal, di sejumlah penerima vaksin asal Inggris itu.
Namun begitu, Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO tetap mendukung penggunaan vaksin AstraZeneca. Sebab, tidak ada kematian yang berkaitan dengan vaksin Covid-19 itu. Apalagi, ratusan juta vaksin sudah disebar ke berbagai negara.
“Vaksin ini telah didistribusikan secara global, lebih dari 335 juta dosis,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dari Al Jazeera dikutip dari JPNN.com.
Sementara itu, Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan memberi penjelasan, bahwa tidak ada kaitan dari sebab akibat secara langsung, antara vaksin dan kasus penggumpalan darah. Dirinya juga, tetap memberi rekomendasi penggunaan vaksin AstraZeneca.
“Kami yakin, jika kami harus tetap berlanjut,” tuturnya.
Meski begitu, WHO membentuk panel khusus yang kini sedang menyelidiki laporan dari Denmark dan sejumlah negara lain di Eropa terkait vaksin itu. Lembaga ini juga berjanji, akan memberi informasi dini kepada publik, bilamana ada perubahan atas rekomendasi vaksin covid-19.
Selain dari WHO, dukungan juga datang dari Agensi Medis Eropa (EMA). Bahkan EMA menyampaikan akan manfaat vaksin ini, jauh melebihi potensi risiko yang ada.
Seperti diketahui, sejumlah negara di Eropa menghentikan vaksinasi setelah ditemukannya kasus darah menggumpal pada sejumlah penerima vaksin AstraZeneca. Lima negara di Eropa, termasuk juga Denmark, Norwegia dan Islandia, menunda vaksinasi AstraZeneca. Apalagi setelah seorang perempuan Denmark meninggal akibat pembekuan darah, pascamenerima vaksin. Begitu juga di Italia, menghentikan vaksinasi setelah dua orang meninggal. Kemudian di Thailand ikut menghentikan vaksin dari AstraZeneca dan melanjutkan vaksinasi menggunakan Coronavac. Republik Kongo, pun memilih untuk menghentikan vaksinasi AtsraZeneca. Kongo sendiri diketahui menerima 1,7 juta vaksin AstraZeneca dari aliansi vaksin global, COVAX, pada 2 Maret lalu, tetapi belum memulai vaksinasi. (**)