Politik

Tegas, PKS Menolak Kenaikan Harga BBM Karena Masih Proses Pemulihan Dampak Covid-19

FAJARNUSANTARA.COM, SUMEDANG – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) salah satu Partai yang menolak kenaikan harga BBM dari Pusat sampai ke tingkat bawah PKS dengan Tegas menolak.

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar), H Ridwan Solichin, SIP, MSi saat dipinta keterangan wartawan fajarnusantar.com melalui telepon seluler mengaku menolak keras rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.

“Sikap PKS tersebut karena melihat masyarakat yang masih proses pemulihan akibat dampak pandemi Covid-19, dari tingkat Fraksi DPR RI, PKS satu suara tegas menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi,” ucap Kang RinSo saat menunaikan ibadah umrah di Arab Saudi.

Baca Juga :  Komitmen Paslon No.1 Eni Sumarni: Pertanian Sumedang Harus Lebih Kuat

Kang Rinso mengingatkan pemerintah, jika semua tahu sendiri kondisi perekonomian masyarakat saat ini masih belum pulih benar. Jika ditambah dengan BBM bersubsidi naik sepertinya masyarakat belum cukup kuat untuk bangkit dari terpaan pandemi Covid-19,” terang Kang RinSo dalam keterangan tertulis yang dikirim dari Mekah Arab Saudi di sela menunaikan ibadah umrah kemarin.

Legislator muda PKS Jawa Barat dari Dapil Jabar XI (Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Subang) ini meyakini jika rencana kenaikan BBM bersubsidi ini terealisasi bisa dipastikan dampaknya tingkat inflasi akan semakin besar.

Baca Juga :  Pesan Kang Rinso : Karang Taruna Harus Jadi Agen Perubahan Positif

“Menurut para pengamat ekonomi jika harga BBM bersubsidi dinaikan maka inflasi akan mencapai di angka 4,94 persen dan ini angka inflasi tertinggi sejak Oktober 2015 silam,” ungkapnya.

Ketika inflasi semakin melambung tinggi maka praktis daya beli masyarakat akan menurun.

“Menurut data angka inflasi untuk makanan di 11 persen dipastikan semakin mempersulit ekonomi masyarakat. Padahal menurut Bank Indonesia seharusnya angka inflasi paling tinggi hanya sampai angka 5-6 persen saja,” urainya.

Baca Juga :  Pesan Kang Rinso : Karang Taruna Harus Jadi Agen Perubahan Positif

Kang RinSo mengungkapkan, terhitung sejak Juni 2022 harga minyak terus mengalami penurunan dari USS 140 per barel menjadi USS 90 per barel per Agustus 2022 ini. Dari kondisi tersebut sebetulanya pemerintah tidak perlu menaikan harga BBM bersubsidi di saat harga minyak dunia yang mengalami penurunan.

“Kami rasa agak janggal juga kebijakan menaikan harga BBM bersubsidi ini di tengah harga minyak dunia yang turun. Di satu sisi pemerintah malah menurunkan BBM non subsidi,” pungkasnya. (ESH).

Enceng Syarif Hidayat

Enceng Syarif Hidayat adalah seorang jurnalis yang aktif liputan di Sumedang, Jawa Barat. Enceng mengawali karirnya di dunia jurnalistik dimedia lokal online Sumedang. Liputan utamanya di wilayah Barat Sumedang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button