MAJALENGKA – Anggota DPR sekaligus MPR RI dari Fraksi PKS, H. Nurhasan Zaidi, kembali menggelar Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, bekerjasama dengan DPD PKS Majalengka, bersama perwakilan guru dan kepala madrasah dan sekolah Islam se Majalengka, Sabtu (3/8/2024). Dalam paparannya H. Nurhasan Zaidi mengingatkan tentang pentingnya revitalisasi implementasi karakter luhur pancasila berbasis nilai ketuhanan di lembaga pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan abad 21.
“Kualitas pendidikan madrasah dan sekolah Islam harus merevitalisasi sistem dan metode pendidikan yang mutakhir sesuai kebutuhan masa depan, termasuk implementasi karakter luhur pancasila yang didasari nilai-nilai ilahiah yakni Ketuhanan yang maha esa”, ujar KH Nurhasan Zaidi.
Legislator yang juga Ketua Umum DPP PUI ini juga menjelaskan perbedaan kebutuhan Pendidikan abad 20 dengan Pendidikan abad 21. Ada banyak tantangan baru abad 21 yang tidak bisa dijawab oleh pola dan sistem Pendidikan sebelumnya. Ini bisa menyebabkan lulusan sekolah tidak bisa sukses bersaing, sekolah pun terancam tutup karena tak bisa bersaing.
“Kualitas Pendidikan kita harus merevitalisasi sistem dan metode pendidikan yang mutakhir sesuai kebutuhan masa depan, dunia hari ini ditempa era disrupsi, kekokohan karakter lulusan yang sesuai kepribadian bangsa menjadi salah satu kunci meriah kesuksesan.” jelas Nurhasan.
Dalam kesempatan itu nurhasan juga menegaskan tentang kebutuhan karakter abad 21 yang dimaksud dengan istilah 4 K, Kritis berfikir, Kreatif bertindak, Komunikatif bergaul dan Kolaboratif dalam bekerja. Hal itu dijelaskannya merujuk pada rumusan kebutuhan kompetensi abad 21 oleh OECD dan dipertegas dengan kebijakan pemerintah tentang dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Terkait dengan giat sosput MPR RI yang mengundang Kepala-kepala sekolah Islam, Nurhasan mengungkapkan bahwa sekolah adalah ujung tombak penguatan karakter bangsa, melalui sosput empat pilar ini diharapkan menjadi ajang penyegaran bagi pimpinan sekolah untuk kembali menguatkan implementasi nilai-nilai pancasila dan kebangsaan di sekolah yang dipimpinnya.
”Bila nilai sila pertama sudah tertanam dalam hati dan karakter perilaku putra-putri kita di sekolah, maka yakin sila-sila lainnya akan mudah terwujud karena sila pertama adalah ruh untuk membentuk profil pelajar pancasila yang kita harapkan. Disisi inilah pembeda kita dengan bangsa lain, tantangan kebutuhan kompetensi seluruh umat dunia boleh sama, tapi value kita beda, Insyaallah implementasi nilai luhur pancasila di sekolah menjadi jawaban bagi generasi muda menghadapi tantangan kompetesi yang terbuka”, pungkasnya.