
FAJARNUSANTARA.COM, SUBANG – Anggota DPRD Provinsi H. Ridwan Solichin menjadi narasumber seminar sehari dengan tema Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jawa Barat, di Aula STEI Al Amar Subang Jalan Otto Iskandardinata GG Saluyu kabupaten Subang.
Acara seminar digelar oleh Bank BJB Syariah dan sejumlah pihak yang lainya bersama DPRD Provinsi Jawa Barat.
“Saya mengulas tentang kondisi real perkembangan ekonomi syariah di Tanah Air umumnya dan Jawa Barat khususnya.
Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai pemain di kancah ekonomi dan keuangan syariah global, kita patut bangga,” ucapnya Kang RinSo.
Politisi Partai Keadilan sejahtera Kang Rinso menuturkan, kenapa kita patut bangga,? Karena sebelumnya Indonesia berada diperingkat ke-10, Peringkat ini merupakan pencapaian luar biasa dibanding pada tahun sebelumnya yang berada pada posisi kesepuluh,
Dihadapan ratusan peserta seminar yang mayoritas mahasiswa dan pelaku ekonomi syariah. RinSo menyebutkan, jika dalam sektor halal food Indonesia menduduki peringkat keempat, Islamic finance di peringkat keenam, muslim friendly travel peringkat keenam, modest fashion peringkat ketiga, obat-obatan dan kosmetik pada peringat keenam, dan media recreation di peringkat kelima.
“Ini sebuah pencapaian yang patut diapresiasi, selain karena memang didukung faktor Bangsa Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar didunia, yang menjadi modal penting dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah kedepannya,” kata legislator muda PKS Jabar dari Daerah Pemilihan Jawa Barat XI (Sumedang, Majalengka, Subang)
Kang Rinso sosok praktisi wirausahawan muda yang getol membina para pengusaha Halal Network International (HNI) BC Jatinangor ini, mengaskan, dalam menghadapi tantangan pengembangan ekonomi syariah kedepan harus diikuti dengan transformasi dari industri perbankan.
“Yang tadinya berkutat dengan physical economy harus bertansformasi menjadi digital economy,” tukasnya.
Anggota Komisi 1 DPRD Jabar ini menyebutkan 20 persen penduduk Indonesia berada di Jawa Barat dengan jumlah penduduk 49,94 juta jiwa (BPS 2020) atau sekitar 50 juta jiwa dan sekitar 46,3 juta jiwanya beragama Islam.
“Sayangnya jika, melihat perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat cenderung melambat, misalkan pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat hanya 4,97 persen jika dibandingkan bank konvensional. Meskipun bank syariah di Jawa Barat terbanyak di Indonesia ada 374 bank,” ungkapnya.
Menyikapi kondisi itu, Kang RinSo mendorong agar pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat terus lebih baik lagi.
“Tentu tidak bisa dinafikan juga melambatnya tersebut bisa jadi karena adanya pandemi dan dampak krisis ekonomi global. Namun tetap strategi penting dalam pengembangan ekonomi syariah harus terus dimasifkan,” sarannya.
Kang RinSo menyebutkan, sejumlah strategis yang bisa dilakukan dalam pengembangan ekonomi syariah tersebut.
“Harus diawali dengan semangat kolaboratif dengan para stakeholder ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat dalam membangun hubungan kerja
Begitupun upaya lainnya harus dilakukan seperti dengan menggiatkan kembali literasi dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah kepada masyarakat.
“Begitu juga semangat kebersamaan atau gotong royong dalam memasyarakatkan ekonomi syariah harus terus dibangun sehingga cita-cita mewujudkan tatanan tradisi ekonomi dan keuangan syariah sebagai budaya ekonomi masyarakat bisa tercapai,” paparnya.
Terakhir, Kang RinSo sedikit mengulas tentang Pergub No. 1 tahun 2022 tentang Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah. Dalam pergub tersebut berisi ruang lingkup dari aturan gubernur tersebut terdiri dari percepatan regulasi, perencanaan dan pendataan, pengembangan industri halal, kewirausahaan ekonomi syari’ah, keuangan dan pembiayaan syari’ah, infrastruktur pendukung, kelembagaan, promosi produk ekonomi dan keuangan syari’ah, kemitraan dan Insentif.
Hadir sebagai narasumber lainnya diantaranya Komisaris Independen BJB Syariah H Rio F Wilantara, Ketua PW Ikatan Sarjana Al Washliyah Jabar Jay Aryaputra Singgih, Ketua DPD KNPI Jabar Ridwansyah Yusuf Achmad, Dirut PT BPR Karya Utama Jabar M Noor Rahman, Dosen Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN SGD dan Dosen STEI Al Amar Subang Endang Robiatul Adawiyah, SFiLI, ME. (ESH).