Evaluasi KKN PTGRMD Sumedang, Fokus pada Optimalisasi dan Inovasi Desa
FAJARNUSANTARA.COM- Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Perguruan Tinggi Royong Membangun Desa (PTGRMD) di Kabupaten Sumedang Tahun 2024 telah berlangsung lebih dari tiga bulan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang bersama LLDIKTI Wilayah IV Jabar dan Banten melakukan evaluasi terhadap program ini pada Jumat (17/4/2024) di Ruang Cakrabuana Setda, Komplek Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS).
“Evaluasi ini dilakukan agar pelaksanaan KKN ke depan bisa optimal, terutama dalam rangka mengantisipasi permasalahan yang dihadapi,” ujar Plh Asisten Pemerintahan dan Kesra Ili yang memimpin rapat mewakili Penjabat Bupati Sumedang.
Ili yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Pemerintahan menyampaikan, dari 123 desa/kelurahan yang menjadi lokus KKN Tematik PTGRMD 2024, masih terdapat kendala ketersediaan tempat tinggal.
Selain itu, pelaksanaan program One Village One Product (OVOP) juga terkendala oleh keterbatasan anggaran desa.
“Ada permasalahan yang muncul, seperti ketersediaan tempat tinggal dan ada 23 desa terkendala untuk program OVOP karena keterbatasan anggaran desa,” ujarnya.
Meski demikian, Ili optimistis kedua permasalahan tersebut dapat diatasi. “Dari awal program gotong royong ini insyaallah kita akan ikhtiarkan untuk mendorong camat dan kades untuk mendukung OVOP,” tuturnya.
Rektor Unisba, Prof. Abdul Haris, yang juga selaku Ketua Pelaksana PTGRMD, menyampaikan bahwa pihaknya ingin segera menuntaskan program 2024 ini sesuai dengan Key Performance Indicator (KPI) yang telah dicanangkan sebelumnya.
“Poinnya kami ingin menyampaikan hasil evaluasi kegiatan PTGRMD sampai dengan bulan ke-3. Bulan ini sudah menginjak bulan ke-4,” ujarnya.
Prof. Abdul Haris menjelaskan bahwa sasaran utama KKN Tematik adalah meningkatkan literasi masyarakat termasuk warga miskin ekstrem, mewujudkan zero new stunting, meningkatkan daya saing desa melalui One Village One Product (OVOP), menciptakan inovasi desa, dan mengoptimalkan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) desa.
“Kami ingin mendorong tercapainya KPI seperti penurunan stunting, zero literasi masyarakat miskin, Program OVOP dan terakhir Puskesos agar masyarakat sejahtera,” tuturnya.
Ia berharap program tersebut dapat terus berjalan sampai tuntas dengan partisipasi aktif para mahasiswa sebagai pelaku utama.
“Semoga bisa dimaknai masyarakat dengan baik dan mahasiswa turut berkontribusi mencerahkan atau menjelaskan kepada desa dan masyarakat desa,” pungkasnya.**