Dari HMI Untuk Indonesia

Oleh:
Ade Sunarya
POPULARITAS kebesaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebuah organisasi mahasiswa ekstra universitas yang berasaskan Islam, tertua dan memiliki basis anggota terbesar. Didirikan di Yogyakarta pada 5 Februari 1947 dan Korps Alumni HMI (KAHMI) yang lahir pada 17 September 1966 sebagai pelanjutnya, kembali menyeruak ke ruang publik pasca orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi), secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, memberikan sambutan sekaligus membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III KAHMI tahun 2021 dengan tema Konsolidasi Keumatan Mewujudkan Nasionalisme Indonesia yang Adil dan Beradab, pada Jumat 15 Januari 2021.
Pada pembukaan Rakornas tersebut Presiden Jokowi memuji peran para alumni HMI, “… saya ingin menyampaikan rasa kagum saya pada KAHMI, kadernya ada di mana-mana. Menjadi pengusaha sukses, banyak. Ada di birokrasi, ada. Di partai politik, banyak. Di lembaga negara, juga banyak. Dan dipercaya mengisi banyak tugas-tugas strategis termasuk di jajaran Kabinet Indonesia Maju. Ada Prof. Mahfud MD, ada Prof. Muhadjir Effendy, ada Pak Zainudin Amali, ada Pak Syahrul Yasin Limpo, ada Pak Sofyan Djalil, ada Pak Suharso Monoarfa, ada adinda Bahlil Lahadalia, dan yang lain-lain, yang mungkin saya tidak ingat satu per satu.”
Penulis menyimpulkan isi sambutan Presiden Jokowi tersebut merupakan sebuah ungkapan rasa kagum, penghargaan, apresiasi, sekaligus ucapan terimakasih kepada para alumni HMI yang telah banyak berkontribusi dalam pengabdian kepada umat, bangsa, dan negara, alumni HMI ada di mana-mana (omnipresent) berkiprah sebagai wirausaha, birokrasi pemerintahan, dan bidang lain. Disamping itu Presiden mengagumi kiprah alumni HMI di bidang politik, dan di lembaga negara, serta khususnya kepada para menteri yang memiliki latar belakang HMI yang dengan sangat profesional membantu Presiden.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwasanya sejak era Orde Baru hingga Orde Reformasi saat ini posisi tawar (bargaining position) HMI dimata pemerintah sangat tinggi, hal ini nampak pada komposisi struktur kabinet yang sangat dominan. Para alumni HMI yang tersebar di seluruh partai politik mampu menjalin komunikasi yang sangat intensif. dan sangat efektif.
Jejaring HMI (HMI connection) begitu strategis terdiri dari insan-insan cita yang berkualitas, insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan yang bernapaskan Islam, insan yang memperjuangkan keadilan, memperjuangkan penerapan nilai-nilai Islam dalam konteks keindonesiaan, membela kaum tertindas (mustadhafin) sebagaimana tercantum dalam tujuan HMI yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernapaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridai Allah subhanahu wata’ala.
Pada hakikatnya tidak ada relasi secara organisasi antara KAHMI dengan HMI, melainkan hanya sebatas relasi historis dan hanya menopang agar perkaderan HMI tetap berjalan. Perkaderan inilah yang membuat organisasi ini tetap eksis sampai sekarang. Training perkaderan dilakukan secara sistematis mengacu pada kurikulum yang cukup mapan. Sifat indepensi HMI adalah sifat organisasi yang secara etis merupakan karakter dan kepribadian kader HMI. Sifat independen pada hakikatnya adalah sifat yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Fitrah yang secara kodrati menjunjung tinggi kebenaran. Implementasi dari sifat independensi mesti tercermin yang dalam taksonomi Bloom meliputi pola berpikir (kognitif), pola bersikap (afektif) dan pola berperilaku (psikomotorik).
HMI adalah gerakan Islam yang bercorak modern. Sebagaimana diungkapkan oleh Gibb (1947) dalam Tanja (1991) dalam Heryati (2012) melukiskannya sebagai organisasi-organisasi yang walaupun bertolak dari suatu wawasan keagamaan yang bersifat baru, namun tidak menggarap dasar ajaran yang tegas dan membela warisan keislaman terutama melalui cara-cara politik. Berdasarkan hal ini, maka sejak awal HMI telah menunjukkan adanya gaya gabungan tertentu bagi organisasi-organisasi seperti Masyumi dan kemudian Parmusi serta Muhammadiyah.
HMI banyak menghasilkan intelektual muda Islam. Daya tarik HMI bagi mahasiswa cukup kuat. HMI dipandang mampu memberikan kebutuhan dan minat mahasiswa. Hingga kini HMI memiliki cabang yang setingkat kabupaten/kota berjumlah 200 cabang, dengan jumlah kader lebih dari 1.000.000 mahasiswa. Wallahu alam bishawab. (**)