![](https://fajarnusantara.com/wp-content/uploads/2024/10/IMG-20241023-WA0059-780x470.jpg)
FAJARNUSANTARA.COM- Sebuah video TikTok yang diunggah oleh akun @majumapan2584 menampilkan mobil berplat merah milik Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPPKBP3A) Kabupaten Sumedang.
Video berdurasi 14 detik itu menarasikan bahwa mobil tersebut digunakan untuk mendukung kampanye pasangan calon Bupati Sumedang nomor urut 02. Rabu 23 Oktober 2024.
“Euhhh, ini yang ikut kampanyena nih, bapak-bapanya nih, ah, ikut mendukung nih. Mobil merah dipake kampanye nih, sodara-sodaranya Pak Dony nih, nih! Aaaaah, mobil merah cirian,” demikian narasi yang terdengar dalam video tersebut.
Video yang direkam pada 23 Oktober 2024 itu langsung viral dan menimbulkan spekulasi. Namun, DPPKBP3A Sumedang segera memberikan klarifikasi.
Tim konselor dari DPPKBP3A Sumedang sedang dalam perjalanan menuju Desa Cilopang untuk melakukan penjangkauan terkait kasus kekerasan terhadap anak. Namun, dalam perjalanan, mobil dinas tersebut terekam berada di dekat lokasi kampanye.
Saat dikonfirmasi pada Rabu (23/10/2024), Ekky, Kabid Perlindungan Anak dan Perempuan DPPKBP3A Sumedang, menjelaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.
“Kami tidak tahu ada jadwal kampanye. Tim konselor kami sedang dalam perjalanan ke Desa Cilopang, Kecamatan Cisitu, untuk melakukan penjangkauan kasus kekerasan pada anak,” ujar Ekky.
Ekky menjelaskan bahwa saat perjalanan menuju lokasi, tepatnya di Desa Ranjeng, mobil dinas mereka tiba-tiba terjebak dalam rombongan kampanye tanpa sengaja.
“Saat tiba di Desa Ranjeng, mobil kami tidak bisa parkir atau balik arah karena jalan sempit dan di belakang kami ada truk,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya bukan bagian dari kampanye, dan perjalanan kami sudah sesuai dengan surat tugas resmi.
Menurut Ekky, pihak yang merekam video tersebut diduga tidak mengetahui kejadian sebenarnya dan menyebarkannya dengan narasi yang salah.
“Saya sangat menyesalkan adanya orang yang merekam tanpa mengetahui kejadian sebenarnya dan menyebarkan informasi yang tidak akurat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ekky menjelaskan bahwa lambaian tangan dari dalam mobil tersebut bukanlah tanda dukungan kampanye, melainkan isyarat untuk memberi tahu bahwa mereka bukan bagian dari kegiatan tersebut.
“Kami hanya berusaha menjelaskan bahwa kami bukan tim kampanye dengan lambaian tangan yang bisa diartikan sebagai penolakan atau bantahan,” ungkapnya.
Saat ini, DPPKBP3A Sumedang masih menunggu arahan dari pimpinan terkait langkah selanjutnya.
“Jika situasi seperti ini terus terjadi, kami mungkin akan memilih menggunakan sepeda motor saat bertugas agar tidak terjebak dalam situasi serupa,” pungkas Ekky.
Di akhir keterangannya, Ekky menegaskan kembali fokus instansinya pada tugas utama, yaitu membantu korban kekerasan.
“Kami akan lebih berhati-hati ke depannya, dan kami sangat menyayangkan kejadian ini,” tutupnya.**