
FAJARNUSANTARA.COM- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis peta wilayah potensi gerakan tanah di Jawa Barat untuk Februari 2025. Sejumlah daerah masuk dalam kategori Zona Menengah hingga Tinggi, berisiko mengalami longsor dan bencana lain, terutama saat curah hujan meningkat.
Kepala PVMBG, Hendy Prasetyo, mengingatkan masyarakat agar lebih waspada, terutama di daerah dengan potensi gerakan tanah tinggi.
“Wilayah yang masuk kategori tinggi memiliki risiko longsor yang meningkat saat hujan deras. Bahkan, gerakan tanah lama bisa aktif kembali,” ujar Hendy dalam acara Sosialisasi Mitigasi Bencana Geologi di Balai Pertemuan Geologi, Bandung, pada Senin (3/2/2025).
19 Daerah Berisiko Tinggi
Dari data PVMBG, ada 19 daerah di Jawa Barat yang masuk kategori Zona Menengah-Tinggi, termasuk Kabupaten Bandung, Bogor, Garut, Sukabumi, hingga Kota Bandung dan Kota Tasikmalaya. Beberapa kecamatan di daerah tersebut juga berisiko mengalami banjir bandang atau aliran bahan rombakan.
“Kami mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Masyarakat juga harus memahami langkah-langkah mitigasi, seperti tidak membangun rumah di tebing curam atau daerah yang sudah menunjukkan retakan tanah,” tambah Hendy.
Selain 19 daerah tersebut, delapan wilayah lain masuk kategori Zona Menengah-Tinggi dan Menengah, termasuk Kabupaten Indramayu, Karawang, Pangandaran, serta Kota Depok dan Bekasi.
Imbauan dan Langkah Antisipasi
PVMBG meminta masyarakat di daerah rawan segera mengenali tanda-tanda pergerakan tanah, seperti retakan di tanah dan tembok rumah, pohon miring, serta mata air yang tiba-tiba kering. Jika menemukan indikasi tersebut, warga disarankan untuk melapor ke BPBD setempat.
“Kesadaran dan kesiapsiagaan adalah kunci dalam mengurangi dampak bencana. Jangan tunggu sampai terjadi, lebih baik mencegah sejak dini,” tutup Hendy.**