Upaya Pencegahan Banjir, Pemkab Sumedang Tanam 1.000 Pohon di Cimanggung

FAJARNUSANTARA.COM– Pemerintah Kabupaten Sumedang menggelar Gerakan Jumat Bersih sekaligus penanaman 1.000 pohon di Komplek Perumahan SBG Gunung Sumbul, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cimanggung, Jumat (21/3/2024). Langkah ini menjadi upaya konkret dalam pencegahan banjir dan longsor di daerah tersebut.
Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir, yang turut menanam pohon bersama Sekretaris Daerah Tuti Ruswati, kepala OPD, camat, serta berbagai organisasi kemasyarakatan, menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dalam mengatasi bencana lingkungan.
“Penanganan banjir dan longsor harus dilakukan dari hulu ke hilir. Di hilir kita bersihkan saluran air, perbaiki tanggul, dan kelola sampah. Sementara di hulu, penghijauan adalah kunci utama,” ujar Dony dalam sambutannya.
Dony juga mengingatkan agar lahan di kawasan tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk tanaman musiman, tetapi lebih diarahkan ke tanaman keras yang dapat menjaga kestabilan tanah.
“Mumpung masih musim hujan, kita tanam pohon yang bisa memperkuat tanah. Meskipun lahan ini milik yayasan, saya minta tetap ditanami tanaman keras,” tegasnya.
Ia menambahkan, pemerintah akan memberikan insentif kepada petani yang sebelumnya menanam palawija agar mau beralih ke tanaman keras seperti buah-buahan.
“Nanti mereka akan digaji sampai tanaman ini tumbuh baik. Ini langkah jangka panjang untuk mencegah longsor,” kata Dony.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumedang, Asep Tatang Sujana, menjelaskan bahwa total ada 1.300 pohon yang ditanam dalam kegiatan ini, terdiri dari 1.000 tanaman keras dan 300 tanaman buah seperti mangga serta jambu air.
Menurutnya, penghijauan ini tidak hanya untuk mencegah bencana, tetapi juga memiliki dampak ekologis yang luas.
“Pohon berfungsi menahan air agar tidak langsung mengalir, menyimpan cadangan air, menyediakan oksigen, serta mengikat tanah agar tidak mudah pecah dan longsor,” jelas Asep.
Ia juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai pola tanam yang lebih ramah lingkungan.
“Selama ini masyarakat menanam palawija karena cepat panen dan bernilai ekonomi. Tapi di daerah curam seperti ini, itu sangat berbahaya. Maka dari itu, petani akan mendapatkan kompensasi untuk beralih ke tanaman keras,” ujarnya.
Pemkab Sumedang berharap program ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.**