Pendidikan

Mendikbud Buat Klarifikasi Terkait Kabar Penghapusan Mata Pelajaran Sejarah

FAJARNUSANTARA, JAKARTA – Setelah beredarnya informasi yang menyebutkan akan ada penghapusan mata pelajaran Sejarah, akhirnya Mendikbud Nadiem Makarim angkat bicara.

Dalam akun instagram pribadi miliknya, Minggu (20/9), Nadiem membuat klarifikasi lewat sebuah video. Dia menegaskan, bahwa kabar itu tidak benar. Bahkan pihaknya tidak ada rencana terkait kebijakan dan regulasi menghapuskan mata pelajaran Sejarah.

“Saya sangat terkejut juga. Cepatnya informasi yang tidak benar menyebar tentang mata pelajaran Sejarah di tengah masyarakat,” kata Nadiem dikutip dari kompas.com.

Dijelaskan Mendikbud, rencana perubahan pendidikan Sejarah di kalangan SMA/SMK itu, tertuang dalam draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tertanggal 25 Agustus 2020.

Bahkan menurutnya, penyederhanaan kurikulum itu tak akan selesai di 2022. Sebab, kurikulum untuk 2021, baru akan melakukan berbagai protoyping di beberapa sekolah penggerak yang terpilih.

Dan itu bukan diterapkan untuk skala nasional ya. Jadi tidak ada yang dihaus, karena kebijakan apapun yang keluar di 2021 dalam skala kurikulum nasional,” tuturnya.

Nadiem pun bercerita, bahwa dirinya merupakan keluarga dari tokoh perjuangan soal sejarah. Dimana kakek dari Nadiem, merupakan salah satu tokoh pejuang di masa kemerdekaan RI. Maka, tidak mungkin bila dirinya akan menghapus mata pelajaran Sejarah, karena itu akan menghapus juga perjuangan kemerdekaan RI 1945.

“Termasuk ayah dan Ibu saya itu aktivis nasional. Kalau  dihapus kan nanti anak-anak saya juga tidak akan tahu Sejarah. Jadi sekali lagi itu tidak benar adanya,” tukasnya. (**)

Selengkapnya

Redaksi Fajar Nusantara

Fajar Nusantara merupakan media online yang terbit sejak tanggal 17 April 2020 di bawah naungan badan hukum PT. Fajar Nusantara Online (FNO). PT. FNO telah memiliki badan hukum resmi tercatat di Negara dan memiliki ijin berusaha sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Back to top button