Kolaborasi Internasional UTama dan INTi, Kolam Lele Cileles Jadi Pusat Riset Canggih

FAJARNUSANTARA.COM- Universitas Widyatama (UTAMA) Bandung dan INTI International University Malaysia menjalin kerja sama riset internasional melalui program Matching Grant. Kolaborasi ini melibatkan tiga program studi—Sistem Informasi, Teknik Informatika, dan Teknik Elektro—yang fokus pada pengembangan e-tourism dan teknologi hijau untuk konservasi lingkungan di Desa Cileles, Jatinangor, Sumedang.
Rektor Universitas Widyatama, Prof. Dr. H. Dadang Suganda, M.Hum., mengungkapkan bahwa riset tersebut akan dilaksanakan di Kolam Pemancingan Putera Jaya dan menyasar dua proyek utama yang berkaitan langsung dengan kebutuhan lokal masyarakat.
“Judul proyek riset yang diusung adalah Enhancing Local Through E-Tourism and Green Technology in Fishing Pond Conservation. Para peneliti dari kedua universitas akan bekerja sama mengembangkan platform e-tourism agar potensi Kolam Pemancingan Putera Jaya dikenal lebih luas,” kata Prof. Dadang saat ditemui di lokasi kegiatan.
Selain pengembangan platform digital, riset juga akan menelaah penerapan teknologi hijau dalam menjaga ekosistem kolam. Salah satu teknologi yang tengah dikembangkan adalah aplikasi budidaya ikan lele berbasis kecerdasan buatan, yang mampu mendeteksi berbagai jenis ikan lele dan meningkatkan produktivitas peternak lokal.
“UTAMA sudah menyiapkan bibit ikan lele sebagai bagian dari riset ini. Selain itu, kami juga mengembangkan teknologi solar cell untuk mendeteksi kualitas air, terutama untuk mengukur kadar pH,” jelas Prof. Dadang.
Riset tersebut dilakukan dengan metode wawancara langsung dan observasi lapangan, melibatkan mahasiswa dari kedua universitas. Program ini juga didesain sebagai bagian dari pengabdian masyarakat dan pertukaran pengetahuan lintas negara.
“Ini bentuk komitmen kami dari perguruan tinggi untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat, khususnya di Desa Cileles. UTAMA mendanai riset ini, sementara INTI menyumbang model penelitian,” katanya.
Menurut Prof. Dadang, kegiatan ini bukan hanya berorientasi pada publikasi ilmiah, tetapi juga berusaha menciptakan dampak nyata bagi masyarakat.
“Kami harap proyek ini jadi percontohan di Sumedang, bahkan Indonesia,” ucapnya.
Perwakilan INTI International University, Deshinta Arrova Dewi, menyatakan dukungannya terhadap kolaborasi ini. Ia menyebut kerja sama riset dengan UTAMA mendapat respons positif dari pihak universitasnya.
“Saya sudah tiga kali datang ke sini dan kami sangat mendukung semua kegiatan penelitian dengan UTAMA,” kata Deshinta. “Penelitian ini ditargetkan selesai dalam satu tahun, dan kami akan mempercepat prosesnya dengan memaksimalkan sumber daya yang ada.”
Lebih lanjut, Deshinta mengatakan bahwa INTI juga akan menjadi mentor untuk publikasi jurnal internasional dan ikut serta dalam kompetisi ilmiah dengan membawa nama UTAMA, INTI, dan Desa Cileles.
“Kolaborasi ini juga melibatkan program pertukaran mahasiswa sebagai upaya regenerasi peneliti muda. Pimpinan kami di INTI sangat antusias dan siap menambah pendanaan jika dibutuhkan,” imbuhnya.
Kepala Desa Cileles, Duduy Abdul Khalik, menyambut baik langkah dua perguruan tinggi lintas negara tersebut. Ia menilai riset ini bisa membawa dampak luas bagi pembangunan desa.
“Kita sudah punya kolam lele yang dikelola oleh Bumdes. Lahannya kebetulan milik Pak Rektor UTAMA, dan mereka siap bantu dari sisi teknologi AI sampai pemasaran digital. Mudah-mudahan kerja sama ini terus berlanjut dan membawa harum nama Sumedang,” tuturnya.
Kegiatan kolaborasi ini digelar di Kolam Pemancingan Putera Jaya, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, pada 15 April 2025.**