Partai Masyumi Deklarasikan Diri Lagi, Elit Politik Lain Ngaku Tak Terpengaruh
FAJARNUSANTARA.COM, JAKARTA – Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, disela tasyakuran milad ke-75, kembali melakukan deklarasi diaktifkannya Partai Masyumi, Sabtu (7/11).
Dari tayangan daring acara milad tersebut, terpantau, Abdullah menyatakan pihaknya berkeinginan merubah bangsa Indonesia menuju arah yang lebih baik. Salahsatunya, melalui partai politik yang diharapkan bisa menguasai parlemen.
“Ini untuk merubah bangsa sesuai cita-cita dalam perjuangan, sampailah saya pada pemikiran harus menguasai parlemen. Karena dengan parlemen dapat melahirkan UU yang nantinya membentuk kabinet,” katanya seperti dikutip dari Kompas.com.
Adanya deklarasi lagi Partai Masyumi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak merasa terancam. Seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani.
Menurut Arsul, masyarakat sudah mengetahui jejak rekam para deklator Partai Masyumi. Apalagi, kata dia, di antara deklatornya terdapat tokoh dari PPP.
“Sudah sama-sama dan saling tahu. Kami yang di PPP tidak melihat kelahiran Partai Masyumi ini sebagai ancaman atau saingan terhadap PPP,” kata Arsul, Minggu (8/11).
Hal sama diungkapkan Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily. Menurutnya, Partai Golkar tidak terpengaruh dengan kehadiran Partai Masyumi yang diaktifkan kembali.
“Captive kami berbeda. Kami memiliki pemilih dengan warna ideologis yang berbeda,” kata Ace ketika dihubungi, Minggu (8/11/2020).
Menurut Ace, mendirikan kembali sebuah partai, sudah dilakukan sejak awal reformasi. Begitu juga, upaya untuk mengidentikkan diri dengan Partai Masyumi juga masih dilakukan sejumlah partai.
Disebutkan Ace, pendirian partai yang mengidentikkan diri secara ideologis dengan Partai Masyumi, sah-sah saja dilakukan. Hal itu, kata dia, merupakan hak warga negara untuk dalam berorganisasi dan bergabung dalam partai politik.
“itu harus dihormati untuk hak tersebut. Namun diperlukan pandangan yang visioner untuk memajukan bangsa Indonesia,” tuturnya. (**)