Mendikbud Jaga Komitmen Perjuangkan Hak Para Pendidik
FAJARNUSANTARA.COM, JAKARTA – Komitmen dan kesungguh-sungguh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam memperjuangkan hak para pendidik, terus dilakukan Seperti rekrutmen guru Aparatur Sipil Negara (ASN), mengembangkan pendidikan, meningkatkan profesionalisme dan juga meningkatkan kesejahteraan guru.
Seperti dikatakan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, pihaknya masih terus berupaya dalam memperjuangkan guru-guru honorer. Seperti dengan melakukan seleksi yang demokratis, para guru yang berstatus nonPNS dapat menjadi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Kuota cukup besar, dan ini sesuai kebutuhan masing-masing daerah. Mohon doa agar semua langkah ini berjalan baik dan lancar,” kata Nadiem disela sambutan peringatan HGN Tahun 2020, di Jakarta, Rabu (25/11) kemarin, seperti melansir dari laman remsi Kemendikbud.
Dari peringatan HGN kali ini, Kemendikbud juga memberikan apresiasi kepada pada guru dan tenaga kependidikan. Dari total 937 pendaftar yang meng-upload video dari tanggal 30 Oktober – 9 November 2020, terdapat 40 orang yang dapat penghargaan untuk kategori Inovatif dan Inspriratif di masa pandemi untuk jenjang PAUD. Jumlah itu, terdiri dari 10 Guru TK, 10 Guru KB/TPA, 10 Kepala TK, 10 Pengelola KB/TPA.
Untuk jenjang pendidikan dasar, ada 40 yang mendapat penghargaan pada ketagori inovatif. Diantaranya 10 guru jenjang SD-SMP, 10 kepala sekolah SD-SMP, 10 guru jenjang SD-SMP dan 10 kepala sekolah SD-SMP.
Pada jenjang pendidikan menengah dan pendidikan khusus (dikmen dan diksus), dari 781 guru dan kepala yang mengikuti seleksi berkas, naskah, dan presentasi terpilih 70 guru yang lolos. Terdiri dari 35 Guru SLB, SMA, SMK, dan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPPI) serta 35 Kepala Sekolah Sekolah Luar Biasa (SLB), SMA, dan SMK.
Berbagai upaya ini dilakukan semata-mata untuk menempatkan profesi guru pada tempatnya yang mulia dan terhormat. Mereka telah mempersembahkan pengorbanan yang besar dalam hal waktu, tenaga, bahkan bagian dari hidupnya sendiri demi murid-muridnya.
“Terima kasih, telah menjadi pelukis masa depan dan peradaban Indonesia,” ucapnya.
Nadiem menambahkan, pandemi telah memberi momentum untuk memetik pelajaran berharga dalam mengakselerasi penataan ulang sistem pendidikan guna melakukan lompatan dalam menghasilkan SDM-SDM (sumber daya manusia,-) unggul untuk Indonesia maju.
Data UNESCO mencatat, lebih dari 90% atau di atas 1,3 miliar populasi siswa global harus belajar dari rumah guna menjaga diri dan memutus rantai penularan, tak terkecuali Indonesia. Berbagai kebijakan dan program dibuat Kemendikbud di masa pandemi ini.
Pertama bantuan kuota internet, fleksibilitas penggunaan dana BOS, pengalokasian BOS Afirmasi dan BOS Kinerja untuk bantuan Covid-19 di sekolah negeri dan swasta yang paling terdampak pandemi Covid-19, bantuan Subsidi Upah untuk guru dan tenaga kependidikan nonPNS, kurikulum darurat. Kemudian Program Guru Belajar, Laman Guru Berbagi, Program Belajar dari Rumah TVRI, Seri Webinar di masa pandemi, dan sebagainya.
“Kebijakan dan program ini dirancang untuk membantu sebanyak mungkin guru dan tenaga kependidikan agar mampu melanjutkan pembelajaran untuk anak-anak Indonesia,” tukasnya. (**)