Hormati Pahlawan, Prajurit Raider 301/PKS Bersihkan Makam Cut Nyak Dien
FAJARNUSANTARA.COM, SUMEDANG – Dalam rangka memelihara kelestarian makam pahlawan, prajurit Yonif Raider 301/PKS melakukan bersih-bersih makam. Hal itu, dilakukan merka di Makam Pahlawan Nasional Indonesia, yakni Cut Nyak Dien yang berada di Gunung Puyuh Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat, Jumat (30/10).
Pembersihan makan ini dipimpin langsung Letda Inf Riska Sst.Han yang merupakan putra asli Aceh. Dan dalam pelaksanaan pembersihan makam salahsatu tokoh pahlawan nasional itu, dilakukan Letda Inf Riska bersama 25 prajurit dari Yonif Raider 301/PKS lainnya.
“Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian kita terhadap para pahlawan bangsa. Apalagi di Sumedang ada makam Cut Nyak Dien yang merupakan Pahlawan Bangsa yang berasal dari Aceh. Hal ini juga ada keterikatan antara Sumedang dengan Aceh yang sangat kental dirasakan para Prajurit Yonif R-301/PKS, sewaktu operasi militer di Aceh pada Tahun 2003,” kata Danyonif R-301/PKS, Mayor Inf Wahyu Alfiyan S.Ip , M.lpol dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Fajarnusantara.com.
Sementara itu, Juru Kunci Makam Cut Nyak Dien, Asep Sukandar sedikit bercerita bahwa Cut Nyak Dien, merupakan srikandi yang berasal dari tanah rencong yang ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Sumedang. Cut Nyak Dien juga merupakan sosok Pahlawan Nasional yang memimpin perang di Aceh dari Tahun 1873 -1908.
Perjuangan Cut Nyak Dien berakhir, karena orang kepercayaannya, Pang Laot membeberkan keberadaan Cut Nyak Dien di hutan. Dengan alasan merasa kasihan melihat kondisinya yang sudah semakin tua, serta digerogoti penyakit encok dan rabun.
Setelah diasingkan Belanda ke Sumedang, Cut Nyak Dien yang lebih dikenal dengan ibu ratu atau perbu, menghabiskan sisa usianya dengan mengajar mengaji kepada masyarakat hingga meninggal dan dimakamkan di Gunung Puyuh Sumedang pada Tahun 1908.
“Sampai saat ini, makam Cut Nyak Dien masih ramai dikunjungi para peziarah. Terlebih di tanggal 6 November, setiap tahunnya jumlah peziarah akan meningkat, karena ditanggal 6 November 1908, Cut nyak Dien wafat,” cerita juru kunci itu. (**)