Harga Tembakau Anjlok, Wabup Sumedang Siap Turun Tangan

FAJARNUSANTARA.COM- Wakil Bupati Sumedang M. Fajar Aldila menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam menghadapi anjloknya harga tembakau yang semakin membebani petani. Pernyataan itu ia sampaikan saat membuka acara Farmer Field Day Budidaya Tembakau di Kebun Universitas Winaya Mukti (Unwim), Desa Gunungmanik, Kecamatan Tanjungsari, Selasa, 01 Juli 2025.
Fajar menyebutkan bahwa merosotnya harga tembakau bukan sekadar isu musiman, tetapi persoalan serius yang harus segera mendapat respons dari pemerintah daerah.
“Kita tahu harga tembakau sekarang memang sedang drop. Ini menjadi tantangan bersama. Pemerintah daerah tidak boleh tinggal diam. Kita akan berupaya hadir dengan kebijakan yang mendukung agar petani tetap bisa bertahan,” kata Fajar dalam sambutannya.
Ia menekankan pentingnya menjaga semangat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan petani. Menurutnya, sinergi menjadi kunci menghadapi situasi sulit seperti saat ini.
“Kegiatan ini contoh nyata kolaborasi. Kampus menyediakan ruang belajar, pemerintah hadir dengan dukungan kebijakan, masyarakat petani tetap produktif. Ini harus terus dijaga,” ujarnya.
Selain menyoroti isu harga, Fajar juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah tengah mengupayakan pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk memperkuat infrastruktur, terutama akses jalan yang menunjang sektor pertanian.
“Kita tahu DBHCHT ini harus bisa mendukung perbaikan infrastruktur. Untuk jalan provinsi, tahun 2026 kita fokus benahi. Sementara jalan kabupaten, kita upayakan lewat potensi pajak dari pelaku usaha. Doakan, semoga hingga 2027 jalan-jalan di Sumedang semakin baik,” tutur Fajar.
Acara yang berlangsung di area demplot pertanian milik Unwim ini juga diisi dengan panen simbolis oleh Wakil Bupati, diikuti panen bersama petani. Peserta kemudian meninjau stan hasil pertanian dan teknologi pertanian terbaru, mulai dari pupuk organik hingga produk olahan tembakau.
Farmer Field Day Budidaya Tembakau menjadi momen penguatan hubungan antara kampus, petani, dan pemerintah untuk mendorong pertanian tembakau yang adaptif dan berkelanjutan di tengah tantangan harga.**