
FAJARNUSANTARA.COM – Menjelang Bulan Ramadhan, acara Gembrong Liwet kembali digelar di Desa Citali, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Minggu (3/3/2024). Acara yang sudah menjadi bagian sakral di lingkungan masyarakat Desa Citali ini, telah berlangsung untuk yang kesembilan kalinya.
Bertempat di Halaman Desa Citali, Kegiatan yang sederhana namun penuh hikmat ini dihadiri oleh tokoh terkemuka dari Jawa Barat, H. Umuh Muchtar, yang didampingi oleh Putra H. Erwan Setiawan. Tidak hanya itu, acara juga dihadiri oleh Forkopimcam Pamulihan serta para tokoh seni dan budaya setempat.
Wawan Aldo, Ketua panitia acara Gembrong Liwet menyatakan rasa syukur karena meskipun sederhana, Gembrong Liwet mampu menjalin silaturahmi dalam menyambut Bulan Ramadhan. Meskipun waktu persiapan yang singkat yakni empat hari, namun ia bersyukur acara ini berhasil terselenggara dengan lancar.
“Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyelenggaraan Gembrong Liwet. Meskipun tahun ini adalah yang kesembilan, seharusnya sekarang yang ke-10, namun terhambat oleh pandemi Covid-19,” ujarnya.
Meski demikian, Aldo menyampaikan penghargaan khusus kepada H. Umuh Muchtar atas kehadirannya yang memberikan dukungan bagi acara ini.
Kepala Desa Citali, Nana Nuryana, juga menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kembali acara Gembrong Liwet, yang merupakan tradisi rutin menjelang Bulan Ramadhan.
“Semoga silaturahmi terus terjalin dan kompak selalu. Tradisi ini harus tetap kita jaga dan lestarikan bersama. Kami mengucapkan terima kasih khusus kepada Kasepuhan Jawa Barat, Bapak H. Umuh Muchtar, yang selalu mendukung dan hadir dalam acara Gembrong Liwet ini,” tambahnya.
Sementara itu, H. Umuh Muchtar menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara Gembrong Liwet yang telah berlangsung secara rutin. Ia berharap tradisi dan budaya ini tetap lestari dan semakin meriah di masa yang akan datang, sehingga silaturahmi antar warga dapat terus terjaga.
Dengan demikian, Gembrong Liwet Desa Citali kembali mengukuhkan dirinya sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan demi kelangsungan tradisi dan persatuan masyarakat. (*)