FAJARNUSANTARA.COM,- Dalam sebuah pernyataan sikap yang diumumkan oleh KH. Ahmadie Thaha, Ketua Lembaga Budaya dan Literasi Persatuan Ummat Islam (PUI), serta anggota Majelis Syura PUI, PUI dengan tegas menolak dan mengutuk rencana pembangunan patung Presiden Pertama RI, Soekarno, di Kabupaten Bandung Barat.
Pernyataan sikap tersebut memaparkan alasan kuat dari segi nilai-nilai perjuangan bangsa, agama, dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu poin utama dalam pernyataan sikap adalah bahwa PUI merasa berkewajiban untuk menjaga nilai-nilai perjuangan para pendiri bangsa.
Namun, PUI menegaskan bahwa Soekarno bukanlah satu-satunya pendiri Republik Indonesia yang patut dihormati secara berlebihan melalui pembuatan patung.
Sejumlah tokoh pendiri PUI, seperti KH. Abdul Halim dan KH. Ahmad Sanusi, telah dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional tanpa memerlukan patung, sementara Soekarno belum mendapat pengakuan serupa.
Dalam pandangan PUI, pembuatan patung dalam skala besar juga menimbulkan keprihatinan karena dapat diartikan sebagai perbuatan syirik, bertentangan dengan ajaran Islam.
PUI memaparkan konsensus ulama yang menganggap pembuatan patung sebagai perbuatan syirik yang diharamkan, meskipun bertujuan menghormati tokoh bangsa. PUI menilai bahwa patung tersebut mungkin akan menjadi objek penyembahan melebihi kewajiban penyembahan kepada Tuhan.
Selanjutnya, PUI menyoroti pengeluaran yang tidak bijaksana dalam pembangunan patung Bung Karno.
Dengan biaya fantastis yang mencapai Rp 10-20 Triliun, patung tersebut disebut mengatasi biaya pembangunan masjid terbaik di Jawa Barat.
PUI mengkritik tindakan ini sebagai pelecehan dan penistaan agama, serta sikap penghinaan terhadap rumah ibadah dan umat beragama. PUI mempertanyakan penggunaan dana dalam skala besar untuk pembangunan patung dalam situasi di mana daerah tersebut masih mengalami kemiskinan dan ketertinggalan.
Dalam rangka mempertahankan nilai-nilai agama, sejarah, dan masyarakat, PUI menyerukan kepada pemerintah untuk membatalkan rencana pembangunan patung Bung Karno.
PUI juga mengancam dengan mobilitasi warga dalam Pemilu 2024, dengan tujuan untuk tidak memilih partai atau calon legislatif yang mendukung rencana patung tersebut. PUI berharap agar masyarakat Jawa Barat dan seluruh bangsa Indonesia bersatu untuk memelihara nilai-nilai yang penting.
KH. Ahmadie Thaha, sebagai tokoh utama dalam pernyataan sikap ini, menyediakan informasi lebih lanjut untuk yang ingin menggali lebih dalam tentang pandangan dan argumen yang diutarakan dalam pernyataan sikap ini.
Kontak Media: KH Ahmadie Thaha Ketua Lembaga Budaya dan Literasi Persatuan Ummat Islam (PUI) Anggota Majelis Syura PUI Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pimpinan Pesantren Tadabbur al-Qur’an Email: ahmadiethaha@gmail.com Telepon: 08999646580. **