
FAJARNUSANTARA, TASIKMALAYA – Penjemputan pasien covid-19 di Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, mengundang banyak perhatian publik. Pasalnya, sebanyak tujuh ambulans, sampai harus konvoi dan bulak-balik menjemput para pasien yang terkonfirmsi positif covid-19.
Diketahui, pasien positif covid-19 itu ada sebanyak 33 orang. Mereka merupakan para santri yang akan dibawa dari beberapa temat menuju Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang ada di Universitas Negeri Siliwangi (UNS) Kota Tasikmalaya, Selasa (29/8).
Hal ini, pun dibenarkan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya. Konvoi itu dilakukan karena jumlah pasien yang banyak. Sehingga butuh dua kali penjemputan dan menggunakan tujuh ambulans.
Untuk setiap ambulannya bisa berisi dua sampai dengan 3 orang pasien. Itu juga karena sebagian besar hanya bergejala ringan. Dan mereka kita jemput dari beberapa lokasi yang berbeda-beda. Tidak dalam satu tempat,” Kata Uus Supangat selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, seperti dikutip kompas.com.
Dijelaskan Uus, semua pasein akan dipindahkan ke rusunawa yang ada di Universitas Negeri Siliwangi. Baik itu untuk pasien tanpa gejala atau pun yang dirawat di rumah sakit. Hal itu diputuskan Tim gugus tugas, lantaran ketersediaan ruang isolasi di rumah sakit tak boleh penuh
“Melihat juga Kota Tasikmalaya ini merupakan wilayah padat penduduk. Kita menghawatirkan akan adanya penularan yang begitu cepat. Jadi kita antisipasi agar jangan ada penularan yang tak disadari saat isolasi mandiri,” tuturnya.
Menurutnya, dengan adanya Rusunawa Universitas Negeri Siliwangi untuk isolasi, diharap dapat menampung para pasien.
“Semoga tidak bertambah lagi ya tentunya. Tapi bila diluar kendali kita juga siapkan melalui Pemkot Tasikmalaya untuk menggunakan hotel dan bahkan mungkin gedung olahraga. Karena kalau ditumpuk juga khawatir akan adanya klaster keluarga dan berisiko menjadi klaster komunitas dan berujung pada karantina mikro,” tukasnya.
Hingga sore ini (29/9), total kasus positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya sudah mencapai angka 145. Dari jumlah itu, baru ada 59 orang dinyatakan sembuh. Sementara sisanya sebanyak 78 pasien masih dirawat dan untuk total yang meninggal berjumlah delapan orang. (**)