FAJARNUSANTARA.COM, MAJENE – Pascagempa berkekuatan 6,2 SR yang melanda Provinsi Sulawesi Barat, masih ada warga Maliaya di Kabupaten Majene yang belum memperoleh tenda pengungsian. Alhasil, mereka dengan terpaksa tinggal di kandang ayam beralaskan terpal.
“Izin, kami butuh tenda, kasihan warga saya yang tinggal di kandang Ayam Potong Posko Desa Maliaya. Ada yang jual tenda, hubungi saya Kades Maliaya,” tulis Masri dalam unggahannya di Facebook.
Dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (17/1/2021), Masri mengaku bahwa bantuan memang sudah ada yang datang. Akan tetapi, diakuinya belum cukup. Dia dan puluhan warga lainnya saat ini membutuhkan tenda yang layak untuk berteduh.
Sementara itu, pendistribusian bantuan logistik korban gempa Majene terus mendapat pengawalan ketat dari kepolisian. Pengawalan itu dilakukan guna mengantipasi penjarahan yang terjadi di jalan.
Seperti dikatakan Kepala Bagian Operasi, AKP Ujang Saputra. Kegiatan pengawalan itu dilakukan agar bantuan tersalurkan secara merata. Mengingat sebelumnya, banyak beredar video penjarahan.
“Kami kawal setiap logistik bantuan dengan harapan, bantuan tersalurkan secara merata,” tuturnya, Minggu (17/1/2021).
Untuk teknis pengawalan, dilakukan dua kali. Pagi pukul 09.00 WITA dan sore pukul 15.00 WITA. Dengan tujuan, bantuan yang masuk tersalurkan dengan tertib dan merata.
Begitu juga, bantuan disalurkan ke titik pengungsian yang telah ditetapkan pemerintah setempat. Sedangkan hingga saat ini, banyak titik pengungsian yang didirikan secara mandiri oleh warga.
“Seluruh personel sudah diperintahkan untuk mendata secara akurat korban maupun rumah warga yang roboh dan kerusakan lainnya. Dari itu bisa menjadi titik fokus kegiatan kita di lapangan,” tuturnya. (**)