DaerahSeni dan Budaya

Spektakuler! Desa Cikeruh Terungkap sebagai Pusat Kerajinan Pedang dan Golok Abad ke-19 yang Mendunia

FAJARNUSANTARA.COM,- Cikeruh, sebuah desa di Jawa Barat, memiliki sejarah panjang terkait penggunaan logam dan besi dalam kehidupan sehari-hari. Desa ini dikenal sebagai salah satu desa di Jawa Barat yang memiliki tradisi dalam penggunaan besi.

Berbagai penemuan menunjukkan bahwa penggunaan logam dan besi di bagian barat Pulau Jawa telah terjadi sejak zaman dahulu. Menurut cerita turun temurun, penduduk Cikeruh memiliki garis keturunan dari lingkungan Kerajaan Sumedang Larang.

Sejarah Cikeruh juga terkait dengan pengaruh para bangsawan Sumedang Larang. Santowaan Cikeruh, salah satu tokoh terkait dengan tradisi besi, merupakan anak dari Pangeran Kusumadinata I atau Pangeran Santri dengan Nyai Ratu Pucuk Umun. Keluarga ini memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di Sumedang dan Tatar Sunda.

Perkembangan teknologi logam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh budaya perunggu Asia Daratan. Di Jawa Barat, temuan arkeologis seperti nekara dan bejana perunggu Dongson di Kuningan, Bogor, dan Subang menunjukkan bahwa pengolahan logam telah ada setidaknya sejak abad ke-2 SM. Di daerah pegunungan dan perbukitan Jawa Barat, banyak peninggalan alat dan perkakas dari zaman logam ditemukan.

Menurut salah satu Tokoh Pemuda asli warga Desa Cikeruh Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Uus yang biasa sapa mang Uus terus menerus berusaha menelusuri babad sejarah Bedog Cikeruh Di masa lampau,

Uus menuturkan, Cikeruh juga dikenal sebagai wilayah perkebunan swasta yang dihuni oleh tuan tanah berkebangsaan Eropa. Beberapa tuan tanah terkenal di Priangan adalah Karel Albert Rudolf Bosscha, R.E. Kerkhoven, K.F. Holle, dan Adrianus de Wilde.

“Salah satu tuan tanah tersebut berinteraksi dengan seorang pandai besi lokal bernama Natamadja dan meminta bantuannya dalam memperbaiki senjata api,” ujarnya.

Ia menuturkan, Natamadja merupakan orang yang memiliki keterampilan dalam bidang senjata api dan memiliki hubungan yang baik dengan pemerintahan kolonial di Bandung.

Ia membuka bengkel atau toko senjata api di Cikeruh, yang menjadi pusat usahanya. Cikeruh terkenal sebagai Sentra Kerajinan Pedang dan Golok di Tanah Priangan pada abad ke-19.

“Produk-produk dari Cikeruh tidak hanya memenuhi pasar lokal, tetapi juga permintaan pasar internasional, terutama dari tentara KNIL yang berdinas di kota Bandung,” urainya.

Pada generasi selanjutnya, lanjut Uus, Kartadimadja, putra Natamadja, mengembangkan usaha senjata tajam di Cikeruh. Ia dikenal sebagai pandai besi terbaik di wilayah Priangan pada zamannya.

“Usahanya dalam pembuatan golok dengan penempaan tradisional sangat terkenal. Kartadimadja juga berhasil menjalin hubungan dengan pejabat kolonial dan pegawai pemerintahan Hindia Belanda,” Pungkasnya.***

Enceng Syarif Hidayat

Enceng Syarif Hidayat adalah seorang jurnalis yang aktif liputan di Sumedang, Jawa Barat. Enceng mengawali karirnya di dunia jurnalistik dimedia lokal online Sumedang. Liputan utamanya di wilayah Barat Sumedang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button