Miliki Laboratorium IPA, SMP Muhammadiyah Jatinangor Siap Produksi Kebutuhan Masyarakat
Ketua Komite: Seperti Mimpi, Apalagi Dikawal KOKAM Pemuda Muhammadiyah
FAJARNUSANTARA.COM, SUMEDANG – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Jatinangor Kabupaten Sumedang, menggelar syukuran dalam rangka peresmian Laboratorium IPA yang digelar di Aula H M Syamsudin lingkungan sekolah tersebut, Sabtu (13/3/2021).
Dalam peresmian itu, hadir Pengurus Tapak Suci Pimda 104 Sumedang, para orang tua siswa, pendamping PKH Kecamatan Jatinangor, Dikdasdasmen PDM Sumedang, Perwakilan guru SD Cikopo dan MI Cibeusi, KOKAM Pemuda Muhammadiyah Sumedang, Tapak Suci jatinangor PCM Jatinangor, perwakilan pondok pesantren, serta tokoh dan RT-RW setempat.
Ketua pelaksana pembangunan sekaligus guru SMP Muhammadiyah Jatinangor, Riki Kuswandi berharap, dengan syukuran dan peresmian Laboratorium IPA dapat memberikan dampak manfaat yang besar untuk pembelajaran dan kompetensi siswa SMP Muhammadiyah Jatinangor. Khususnya, kemampuan siswa dalam aspek IPA atau Sains.
“Kedepannya, Insya Allah, Laboratorium IPA akan memproduksi produk kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti sabun mandi, sabun cuci tangan, shampoo, deterjen, softener dan lainnya. Kedepannya, SMP Muhammadiyah akan terus meningkatkan kualitas pendidikan dengan membangun sekolah berbasis pesantren dan sains,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Komite SMP Muhammadiyah Jatinangor yang juga anggota DPRD Sumedang, DR H Dudi Supardi, ST,MM, mengungkapkan rasa gembira dengan kondisi SMP Muhammadiyah saat ini. Menurut Dudi, cerita SMP Muhammadiyah Jatinangor, mirip dengan cerita dalam Film Laskar Pelangi.
“SMP Muhammadiyah Jatinangor, berawal dari kepedulian kami atas kondisi 24 orang anak yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang SLTP, dikarenakan faktor ketiadaan biaya. Atas hasil pembicaraan kami, maka didirikanlah sekolah gratis, dengan tempat menumpang di MI Al Hikmah Cibeusi. Gurunya berdasarkan prinsif infak mengajar, jadi setiap guru ada yang mengajar 2, 3, atau 4 jam perminggu dengan tidak dibayar,” tuturnya.
Dudi menambahkan, setelah berjalan satu tahun, belajar mengajar pindah ke kios yang tidak terpakai, karena anak-anak menginginkan jam masuk sekolah pagi. Sayang, baru satu setengah tahun berjalan, pihaknya mendapat kabar dari pemilik kios untuk segera mengosongkan tempat karena akan dijual.
“Padahal anak-anak kelas 3 lagi persiapan ujian. Kondisi ini membuat kami kalut, sehingga mencoba mencari tempat pinjaman lain ke IPDN, Unwim, IKOPIN maupun Kopertis wil IV. Namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya kami mendapat bantuan uang sebesar Rp.55 juta dari LazisMuh dan dibangunkan menjadi dua kelas di tempat yang sekarang ini,” sebutnya.
Maka dari itu, pihaknya merasa bersyukur atas pembangunan aula yang diberi nama Aula HM Syamsudin di lantai II dan peresmian Lab IPA di lantai III.
“Semuanya seperti mimpi, apalagi hari ini kami dikawal oleh Kokam Pemuda Muhammadiyah Sumedang yang ada di kiri dan kanan kami,” tutur Dudi.
Menurut Dudi, ketika berkhidmat atas perjuangan karena Allah, maka Allah akan memberikan jalan atas upaya yang dilakukan.
“Semua akan indah pada akhirnya. Terima kasih kepada semuanya, terima kasih pula kepada Pemuda Muhammadiyah Sumedang. Mari bergandengan tangan. Ini jalan yang diberikan Allah SWT untuk kita berkiprah dan beribadah melalui perjuangan membangun nama Muhammadiyah Sumedang,” tutupnya. (**)