PendidikanSosial

Kemah Adaptasi Bencana Jilid 2 Resmi Ditutup, Jadikan Ratusan Relawan Yang Tangguh Terhadap Bencana

FAJARNUSANTARA.COM,-Kemah Adaptasi Bencana Indonesia (IDA Camp) disebut sebut akan dijadikan Protitype Nasional Giat Ketahanan Terhadap Bencana serta akan dipublikasikan diseluruh Kabupaten/Kota. Minggu 29 Januari 2023.

Ida Camp #2, Rempig Cianjur Bangkit, adalah kegiatan yang diselenggarakan  oleh  Pondok Pesantren Al-Kautsar Rabu s.d Jum’at (25-27/1/23),

Awak media mencoba konfirmasi hal tersebut ke Sekretaris Jenderal Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN), Dr. K.H. Mashudi, M.Ag., mengatakan, kegiatan hari ini adalah penutupan IDA Camp 2, sekaligus pengukuhan Relawan Masyarakat Peduli Gempa (REMPUG).

Pihaknya, mendukung serta mendoakan, lebih dari 100 relawan yang terdiri dari elemen santri, asatidz dan juga Kiai Pondok Pesantren se-Kabupaten Cianjur tersebut.

Ia menuturkan, Alhamdulillah, IDA Camp 2 ditutup dengan Pengukuhan REMPUG oleh Sekjend JATMAN.

Sementara itu  K.H. Fawaid Abdul Kuddus, Dewan Pimpinan Ponpes Al-Kautsar sekaligus juga Komandan REMPUG Cianjur Bangkit kepada Wartawan.

Pihaknya mengucapkan banyak terimakasih untuk Tim Gabungan IDA, sakoladesa.id, Yayasan Lidzikri, Nuswantara muda, Forum Pondok Pesantren Kab. Cianjur, Forum UMKM Nuswantara (FUN) dan FUN Terapis_Herbalis, siagabencana.com,

Koperasi JATMAN Subang Sejahtera, Sumedang Community, Masyarakat Kuliner Nuswantara (MAKAN), Masyarakat Kopi dan Tembakau Jawa Barat (MASKOBAR), GP Anshor Kab. Cianjur,

Baca Juga :  IDA Camp, Rempug Cianjur Bangkit Deklarasikan Aksi Nyata

Paguyuban Alumni Al-Azhar Mesir Jawa Barat (PAAM JABAR), Pos Gabungan Siaga Bencana Jawa Barat (POSGAB SB JABAR), FPRB, PMI, BPBD, serta semua stakeholders, tokoh dan elemen yang telah mendukung yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Fawa menyampaikan, pelaksanaan IDA Camp selama 3 hari ini, direspon serta  didukungan banyak  pihak, para peserta juga nampak sangat antusias, sepanjang pelaksanaan IDA Camp, ponpes Al-Kautsar tidak berhenti menerima panggilan telepon.

Para tokoh menyampaikan bahwa mereka telah lama menunggu acara seperti ini. Mereka juga mendukung dan bahkan meminta acara serupa dilaksanakan di tempat mereka masing-masing.” Tutur Fawa.

Antusiasme ini, menurut Fawa, datang dari konsep IDA Camp yang menghimpun relawan dari kalangan santri, yang lalu dibekali dengan beragam keahlian dan pengetahuan dasar kebencanaan,

Untuk memperkuat peran santri di tengah-tengah masyarakat dan penyintas bencana, serta untuk menyelesaikan beragam masalah kebencanaan, mempercepat terjadinya Adaptasi Bencana Indonesia.

“Sejak dulu, Santri memiliki peran sangat besar dalam memerdekakan Indonesia,” tandasnya.

Lalu ungkap Fawa, Hari ini, kami ingin mengembalikan marwah santri ke posisi tersebut, dengan menjadi yang terdepan dalam recovery Kab. Cianjur, serta yang terdepan dalam menciptakan Indonesia yang Adaptif terhadap bencana.

Baca Juga :  IDA Camp, Rempug Cianjur Bangkit Deklarasikan Aksi Nyata

“Pendaftar IDA Camp #2 kali ini mencapai 2000an santri, yang lalu kami pilih menjadi 100 an orang lebih, yang dianggap mampu menjadi yang terdepan dalam upaya recovery Cianjur dan Adaptasi Bencana Indonesia,” katanya.

Dikatakannya, ratusan santri ini telah kami didik dan kami uji dengan diterjunkan langsung ke lapangan, Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan.

Sementara itu, Ketua Tim Gabungan Indonesia Disaster Adaptive (IDA), dr. Ahmad Nurhadi, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berhenti bergerak sebelum Indonesia mampu benar-benar beradaptasi terhadap beragam potensi bencana yang secara tak terpisahkan, merupakan bagian dari resiko hidup di wilayah Ring of Fire ini.

“IDA Camp kami selenggarakan, atas kesadaran bahwa Indonesia berada di atas wilayah yang disebut sebagai Ring of Fire,” tandasnya.

Kesadaran akan resiko, disampaikan Dr.Ahmad, serta perilaku adaptif, adalah dua hal yang wajib dimiliki untuk dapat bertahan hidup di wilayah seperti ini. IDA memiliki semboyan AKSI, yang berarti Advokasi dan Sosialisasi.

Baca Juga :  IDA Camp, Rempug Cianjur Bangkit Deklarasikan Aksi Nyata

Kendati demikian, dua misi tersebut, serta penyelenggaraan Kemah Adaptasi Bencana yang berisi pelatihan keterampilan serta penanaman wawasan kebencanaan, yang diselingi games dan pengakraban menyenangkan, terbukti telah mampu menarik ribuan generasi muda Indonesia, untuk mengadopsi perilaku adaptif.

“IDA Camp ini juga diisi dengan silaturahmi dan ragam koordinasi lintas pemangku kepentingan dari seluruh elemen hexahelix: Akademisi, Bisnis, Komunitas, Media, Pemerintah dan Militer. Koordinasi ini menciptakan komitmen-komitmen adaptasi, yang insya Alalh akan melahirkan kolaborasi dalam giat Adaptasi Bencana Indonesia kedepannya.” Tutur dr. Ahmad.

“Selain itu, Al-Kautsar dan para relawan juga telah terjun ke lapangan, menemui para penyintas dengan program seperti Ngopi Keliling (NGOPLING) dan Sakola Warga (SAWARGA),” ungkapnya.

Dua program ini sangat dirindukan oleh para penyintas, terbukti dengan hadirnya 200an warga di setiap sesinya. FUN Terapis_Herbalis juga turut berkontribusi dengan pelayanan dan pelatihan Terapi Kesehatan Gratis untuk relawan dan Penyintas.

“IDA Camp menghadirkan ratusan relawan militan, yang siap mengajak Indonesia untuk bersahabat dan beradaptasi dengan potensi bencana, Alhamdulillah jika ini dijadikan prototype nasional.” Pungkas dr. Ahmad.

Selengkapnya

Enceng Syarif Hidayat

Enceng Syarif Hidayat adalah seorang jurnalis yang aktif liputan di Sumedang, Jawa Barat. Enceng mengawali karirnya di dunia jurnalistik dimedia lokal online Sumedang. Liputan utamanya di wilayah Barat Sumedang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button