FAJARNUSANTARA.COM – Dua narapidana (napi) Lapas Kelas IIB Sumedang, berinisial ER dan D, berhasil kabur dengan cara memanjat tembok lapas menggunakan sarung yang diikat sambung.
Namun, keduanya berhasil ditangkap kembali dalam waktu singkat berkat kesigapan petugas lapas dan bantuan masyarakat sekitar.
“Alhamdulillah, berkat kesigapan petugas lapas dibantu masyarakat, kedua napi yang kabur tidak lama berada di luar lapas,” ujar Kepala Lapas Kelas IIB Sumedang, Ratri Handoyo Eko Saputro, Selasa, 3 Desember 2024.
Ratri menjelaskan bahwa peristiwa pelarian ini terjadi saat petugas lapas tengah bersiap untuk melaksanakan salat Dzuhur. Kedua napi, yang sebelumnya berada di masjid, memanfaatkan celah karena pos penjagaan tidak terawasi.
“Saat itu, petugas kami sedang mengawal seorang napi yang sakit kanker ke RSUD Umar Wirahadikusumah. Jadi memang ada kekurangan personel di pos benteng terakhir,” kata Ratri.
Setelah salat, ER dan D naik ke atap kamar mandi umum Blok A, kemudian turun dengan menggunakan sarung yang telah mereka siapkan.
“Mereka mempersiapkan sarung itu jauh hari sebelumnya. Keduanya kabur dengan cara memanjat genteng kamar mandi, lalu turun melewati tembok,” jelasnya.
Ratri mengungkapkan bahwa pelarian ER dan D tidak berlangsung lama.
“Satu orang ditangkap di asrama Pengadilan Negeri, dan satu lagi di Gedung Golkar, sekitar lima kilometer dari lapas,” terangnya.
Menurutnya, kedua napi ini sudah merencanakan pelarian dengan matang, bahkan sempat menggambar peta untuk mempelajari situasi sekitar.
“Mereka sudah membuat peta pelarian satu minggu sebelumnya,” tambahnya.
Terkait insiden ini, pihak lapas akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk memperbaiki infrastruktur keamanan.
“Tembok lapas memang terlalu rendah. Ke depan, kami akan meningkatkan ketinggian tembok dan melakukan perbaikan lainnya,” kata Ratri.
Selain itu, kedua napi yang kabur akan mendapatkan sanksi berat.
“Mereka akan dijatuhi hukuman register F, seperti tidak mendapatkan hak remisi. Kami juga berencana memindahkan mereka ke lapas lain di wilayah Jawa Barat,” tandasnya.
Dengan peristiwa ini, Ratri berharap langkah evaluasi dapat mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Kami akan meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan agar insiden seperti ini tidak terulang lagi,” tutupnya.**