Muhammadiyah Minta Para Elit Tidak Memanfaatkan Covid-19 Jadi Komoditas Politik
FAJARNUSANTARA.COM — Organisasi Muhammadiyah meminta kepada para elit politik maupun masyarakat, agar tidak memanfaatkan pandemi Covid-19 sebagai komoditas politik untuk kekuasaan pribadi atau kelompok.
“Seyogyanya, dalam situasi pandemi Covid-19 yang semakin memprihatinkan, seharusnya para elit menunjukkan sikap kenegarawanan dengan kearifan menahan diri dari polemik politik yang tidak substantif,” ujar Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam pernyataan sikap tertulis Muhammadiyah terhadap penanganan pandemi Covid-19.
Kemudian, kata Haedar, para menteri tidak seharusnya membuat kebijakan yang kontroversial dan tidak terkait langsung dengan hajat hidup masyarakat. Selain itu, pejabat tinggi negara seharusnya tidak menyampaikan pernyataan- pernyataan yang meresahkan, termasuk yang cenderung merendahkan kualitas dan keberadaan tenaga kesehatan Indonesia yang telah berjuang keras dengan pertaruhan jiwa-raga dalam menangani Covid-19.
Sebagaimana diketahui, sudah lebih dari enam bulan, bangsa Indonesia hidup dalam ancaman pandemi Covid-19 yang oleh Pemerintah telah ditetapkan sebagai bencana non-alam.
Selama lebih dari satu semester itu pula pandemi tersebut telah menimbulkan masalah kesehatan, ekonomi, sosial-budaya, mental-spiritual, politik, dan sebagainya. Juga menimbulkan masalah kemanusiaan yang sangat serius.
Jumlah korban meninggal dunia maupun yang masih dalam perawatan terus meningkat, termasuk dari kalangan tenaga kesehatan sebagai salah satu garda terdepan sekaligus benteng terakhir penanganan Covid-19.
Menanggapi hal itu, Haedar mengaku, Pimpinan Pusat Muhammadiyah sangat prihatin dan khawatir dengan keadaan tersebut. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih disiplin mematuhi protokol kesehatan terhadap Covid-19 yang ditetapkan Pemerintah.
Serta membangun budaya hidup sehat dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, tempat ibadah, instansi kerja, dan sebagainya.
Selain itu, Haedar menambahkan, seluruh masyarakat hendaknya menjaga persatuan dan kerukunan dengan tidak memproduksi dan menyebarkan informasi hoaks dan provokatif melalui media apapun, khususnya media sosial.
“Diperlukan sikap saling peduli dan berbagi dari masyarakat, terutama terhadap saudara-saudara yang terkonfirmasi positif dan keluarga korban Covid-19 sebagai wujud ta’awun dan gotong-royong yang menjadi karakter bangsa Indonesia,” ungkapnya.