Kolaborasi ITB-UNPAD Ciptakan Solusi Pengeringan Jagung Ramah Lingkungan
FAJARNUSANTARA.COM-;Para petani jagung di Gunung Geulis, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, kerap menghadapi tantangan dalam proses pengeringan jagung yang mempengaruhi kualitas hasil panen. Minggu 15 September 2024.
Pengeringan jagung yang tidak optimal seringkali memicu tumbuhnya jamur aflatoxin, yang menyebabkan pembusukan dan merusak kualitas biji jagung.
Selama ini, petani mengandalkan metode pengeringan konvensional dengan menjemur jagung di atas terpal di bawah sinar matahari.
Meskipun metode ini murah, hasilnya seringkali tidak maksimal, terutama saat cuaca tidak mendukung. Sementara itu, teknologi pengeringan modern yang lebih canggih, seperti oven, dinilai terlalu mahal dan boros energi listrik bagi petani lokal.
Menanggapi masalah ini, tim dosen dari SITH ITB dan Fakultas Pertanian UNPAD berkolaborasi dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) untuk menciptakan solusi yang ramah lingkungan dan terjangkau.
Mereka membangun fasilitas pengeringan semi-modern menggunakan teknologi Turbin Ventilator Air Kiln Drier (TVAKD) yang hemat energi. Fasilitas ini didirikan di lokasi kelompok tani Taruna Tani di Desa Jatiroke, Kecamatan Jatinangor, Sumedang.
Ketua Tim PPM, Dr. Ir. Yayayat Hidayat, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan membantu petani dalam mengeringkan jagung dengan teknologi yang lebih baik.
“Kami membangun green house (GH) TVAKD yang dapat menampung sekitar 5-6 kwintal jagung untuk dikeringkan. Dengan teknologi ini, petani tidak lagi bergantung pada cuaca, dan hasil pengeringan akan lebih optimal,” ujarnya.
Selain menyediakan fasilitas pengeringan, tim PPM juga memberikan pelatihan kepada petani terkait teknik pengeringan jagung yang baik.
Prof. Ir. Dedi Ruswandi, Ph.D., dari UNPAD, menekankan pentingnya reorientasi pemanfaatan jagung dari sekadar pakan ternak menjadi produk pangan seperti tepung maizena, yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Saepudin, Ketua Kelompok Tani Taruna Tani, menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan tim PPM.
“Kami sangat terbantu dengan adanya teknologi ini. Semoga ke depan produktivitas kami meningkat dan kami bisa menghasilkan jagung dengan kualitas yang lebih baik,” kata Saepudin.
Dengan dukungan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, serta LPPM ITB, diharapkan program ini dapat terus berlanjut dan membawa manfaat yang lebih luas bagi petani di Gunung Geulis.**