FAJARNUSANTARA.COM, JAKARTA – Seperti yang disampaikan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebelumnya mengenai kondisi jenazah enam Laskar Khusus, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI mulai membeberkan kondisi para jenazah, Rabu (9/12) malam.
Melalui keterangan pers FPI yang ditandatangani Ketua Umumnya, KH. Ahmad Shabri Lubis, S.Pd.I dan Sekretaris Umum FPI, FPI menyampaikan kondisi enam Syuhada Laskar FPI paska dipulangkan dari RS Polri.
Hal ini dilakukan, untuk meluruskan beberapa informasi yang banyak beredar di media sosial tentang kondisi jenazah enam orang Syuhada Laskar Pembela Islam. Disebutkan pihaknya, setelah melalui proses yang alot selama lebih dari 24 jam, keenam jenazah diserahkan dari pihak RS Polri kepada pihak keluarga dan kuasa hukum keluarga
“Kami ucapkan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pengurusan jenazah para syuhada tersebut. Khususnya kepada M Romo Syafe’ dan Fadli Dzon yang dengan secara langsung turun ke RS Polri untuk memastikan jenazah bisa diserahkan kepada pihak keluarga sampai dengan keluarnya jenazah terakhir dari RS Polri,” katanya melalui keterangan tertulisnya.
Pihaknya juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Komnas HAM yang telah membantu menghubungi pihak RS Polri. Serta pihak-pihak lain yang secara terbuka maupun tertutup telah membantu pengurusan para jenazah.
“Semoga Allah SWT membalas amal soleh dari antum semua,” ucapnya.
Terkait kondisi jenazah, kata Ahmad Shabri Lubis, seluruh jenazah syuhada terdapat lebih dari satu lubang peluru. Menurutnya, luka bekas tembakan terhadap para syuhada memiliki kesamaan sasaran, yaitu semua mengarah ke jantung.
“Dilihat dari bekas tembakan, menurut pendapat ahli yang hadir dalam pemandian jenazah, bahwa para syuhada ditembak dari jarak dekat. Tembakan ke arah jantung para syuhada itu ada yang dilakukan dari depan, bagian dada dan ada yang dilakukan dari belakang. Pada tubuh sebagian besar para syuhada, terdapat tanda tanda bekas penyiksaan,” tuturnya.
“Untuk sementara, lima point itu dulu yang bisa disampaikan terkait kondisi fisik jenazah para syuhada,” tambahnya.
Disebutkan juga, jenazah para syuhada itu sudah dimakamkan di lokasi pondok pesantren Mega Mendung, pagi tadi (9/12) sekitar pukul 07.00-08.00 WIB.
Disamping itu, pihaknya mendorong Komnas HAM, Komnas Anak dan Komnas Perempuan, untuk melakukan investigasi atas kasus ini. Sebab, kata dia, dalam rombongan IB HRS yang diganggu pada rangkaian peristiwa penembakan, terdapat perempuan, bayi dan balita.
“Kami mendorong pihak Komnas HAM untuk memperluas keterlibatan dan partisipasi publik dengan merekrut Komisioner Ad Hoc dari kalangan masyarakat sipil yang profesional dan independen. Serta berintegritas untuk menjadi anggota Tim Pencari Fakta dalam peristiwa Extra Judicial killing ini,” tuturnya.
Pihaknya juga mohon doa dan dukungan dari segenap lapisan masyarakat, agar kebenaran dan keadilan dapat ditegakkan di NKRI yang tercinta ini. Apalagi pembunuhan di luar proses hukum (extra judicial killing) ini, terjadi bertepatan dengan momen Hari HAM se-dunia pada 10 Desember atau besok.
“Adalah hal yang sangat memalukan apabila di tengah momen hari HAM se-dunia, justru di Indonesia, pelanggaran HAM berat terus terjadi di NKRI mulai dari Sabang sampai Meuroke. Berbagai pelanggaran HAM yang terjadi di seluruh wilayah NKRI, mulai Aceh hingga Papua haruslah dihentikan dan dipastikan tidak merupakan kejadian yang berulang karena arogansi kekuasaan yang otoriter. Demikian kami sampaikan,” tutupnya. (**)