
FAJARNUSANTARA.COM- Pelda Apong Nurhayat, anggota Koramil 1001/Sumedang, saat ini tengah menjalani perawatan intensif di Ruang HCU RSU Wirahadikusumah, Sumedang. Diagnosa awal menunjukkan pasien mengalami stroke dengan kondisi pecah pembuluh darah dan pendarahan sebanyak 11 cc.
Kondisi ini diperparah dengan riwayat stroke sebelumnya pada tahun 2022. Jumat 24 Januari 2025.
Menurut laporan yang diterima, Pelda Apong dirawat sejak Selasa, 21 Januari 2025, dan kini berada di Ruang Anyelir Kelas 1, Lantai 3. Kondisinya dilaporkan mulai sadar, namun belum optimal untuk bergerak.
Dr. Maizar, Sp.N, dokter spesialis saraf yang menangani pasien, menjelaskan bahwa pasien sempat mengalami komplikasi pada saluran kencing sehingga perlu dikonsultasikan kepada dokter urologi.
“Kami terus memantau perkembangan pasien. Saat ini, kondisinya stabil namun memerlukan perhatian intensif,” kata Dr. Maizar saat diwawancarai.
Ibu Oom, istri Pelda Apong, yang mendampingi suaminya selama perawatan, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak medis.
“Kami bersyukur suami saya mulai sadar meskipun masih butuh waktu untuk pulih sepenuhnya. Keluarga besar terus memberikan dukungan penuh,” ujar Ibu Oom.
Selain itu, Danramil 1001/Sumedang turut memberikan perhatian khusus terhadap kondisi Pelda Apong.
“Kami memastikan setiap kebutuhan medis dan dukungan keluarga dapat terpenuhi. Pelda Apong adalah bagian penting dari keluarga besar Kodim 0610/Sumedang,” kata Danramil.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Pelda Apong memiliki riwayat hipertensi yang menjadi salah satu faktor risiko utama stroke.
Sebelumnya, ia mengalami stroke pertama pada 2022 akibat penyumbatan pembuluh darah. Stroke kedua kali ini terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, sehingga memerlukan penanganan darurat.
Langkah awal yang dilakukan pihak keluarga adalah membawa pasien ke RSU Wirahadikusumah untuk mendapatkan penanganan langsung oleh tim medis.
Saat ini, pasien berada di bawah pengawasan intensif dengan pemeriksaan lanjutan dari dokter urologi, Dr. Nofan, terkait komplikasi pada saluran kencing.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya deteksi dini dan pengelolaan penyakit hipertensi agar risiko komplikasi serius seperti stroke dapat dicegah.
Diharapkan, dengan perawatan yang intensif dan dukungan dari pihak keluarga serta kesatuan, Pelda Apong dapat segera pulih. Saat ini, pasien masih dalam tahap pemulihan untuk kembali berkomunikasi secara normal.**